Total Tayangan Halaman

Senin, 31 Januari 2011

Banjir, SMPN 28 Batam Lumpuh

BATAM-Banjir melumpuhkan aktivitas belajar-mengajar di SMP Negeri 28 Batam, Selasa (11/1). Ini bukan kali pertama terjadi tetapi selalu dialami sekolah yang terletak di Perumahan Taman Raya Batam Centre itu setiap kali hujan deras turun. Sempitnya drainase membuat sekolah ini menjadi langganan banjir.

"Banjir seperti ini sudah rutin terjadi. Ini (akibat) drainase yang tidak mencukupi," ujar Kepala SMP Negeri 28 Batam Mardi kepada wartawan di ruang kerjanya.

Menurut Mardi, sebenarnya banjir yang selalu melanda SMPN 28 bisa diatasi, tanpa merelokasi sekolah itu. Caranya dengan membangun drainase sepanjang 300 meter mengelilingi sekolah. "Dan ini harus didukung dengan drainase sepanjang 700 meter agar air dapat tersalurkan ke pembuangannya," sambungnya.

Mardi mengatakan, banjir sudah menjadi momok sekolah ini sejak berdiri tahun 2008 lalu. Tidak hanya saat hujan saja, kata dia, SMPN 28 terkadang juga terendam banjir meski tidak turun hujan. "Kadang-kadang kena banjir dari luapan air di pembuangan sebelah gedung sekolah."

Ia mengatakan persoalan yang dihadapi sekolahnya sudah diketahui dan dilaporkan ke Pemerintah Kota Batam. DPRD Kota Batam, lanjut dia, juga sudah beberapa kali meninjau langsung kondisi SMPN 28 saat terendam banjir. "Kemarin waktu SMPN 28 terendam, anggota DPRD Batam dari Komisi I dan IV datang langsung melihat kondisi kami. Anggota Dewan berjanji akan membantu mendapatkan dana untuk pembangunan drainase. Tapi sampai saat ini, janji tersebut hanya tinggal janji saja," katanya.

Mardi mengaku pada tahun lalu sudah mengajukan surat ke Dinas Pendidikan Batam. "Saat itu surat memang ditanggapi dan kita diundang untuk membicarakan penyelesaiannya. Saat itu yang hadir dalam pembicaraan seperti dari Disdik, Dinas Tata Kota, BP Batam, serta Dinas PU. Dalam pembicaraan tersebut, PU berjanji dalam waktu dekat akan dilakukanpembangunan baik jangka pendek maupun jangka panjangnya," bebernya.

Pantauan di SMPN 28, halaman sekolah, kantor dan ruang kelas terendam. Di ruang  kelas 2D misalnya, air tergenang sekira 30 centimeter. Akibatnya, murid kelas 2D terpaksa memulai proses belajar setelah air surut. Para siswa juga terlihat terpaksa menggotong kursi ke luar kelas saat mulai membersihkan ruang kelasnya.

Mardi menyebutkan, SMPN 28 yang ruangannya berjumlah 10 lokal plus 1 ruang perpustakaan, sebenarnya tidak saja dipakai untuk proses belajar sebanyak 371 siswa sekolah ini saja. "Kalau siang hari ruang kelas juga dipakai oleh siswa SMPN 42 yang berjumlah 160 siswa," ucapnya.

Menurut Mardi, kalau pembuangan air semakin dipersempit dengan adanya pembangunan perumahan, maka kondisi SMPN 28 akan selalu menjadi langganan banjir. "Yang bisa mengatasi banjir di SMPN 28 ini hanya BP Batam saja. Sebab merekalah yang saat ini memiliki lahan di samping pembuangan sekolah ini," pungkasnya. (hk/ed